Kamis, 06 April 2017

Konflik Keluarga dan Solusi

Bangun pagi-pagi dengan penuh semangat, berdo'a dengan penuh harapan semoga hari ini lebih baik dari hari yang kemarin baik itu perolehan rezeki maupun kesehatan. harapan positif selalu tersemat dalam hati hingga membuat hari-hari penuh dengan semangat tinggi.
Sarapan hari ini aku yang siapkan sendiri karena sang istri masih sibuk mengurus anak-anak. semalaman tidurnya tidak begitu nyeyak, harus bangun tengah malam untuk membuat susu dan mengganti popok, sedangkan aku sendiri tidur agak lelap karena memang seharian kerja, dan perjalanan yang jauh yang melelahkan pulang pergi kerja. pagi ini aku ada janji dengan calon mitra usaha baru, jadi harus bangun pagi-pagi dan bergegas pergi kepasar tempat dia jualan. cuaca hari ini hujan gerimis dan kadang lebat, namun semua itu bukan jadi halangan, mood sang istri kurang begitu bagus hari ini, namun aku acuhkan saja, aku  minta tolong padanya untuk menanyakan pada tetangga sebelah rumah harga barang yang biasa dia beli dipasar, karena pada hari ini aku mau kepasar dan ingin membeli barang, sekiranya harga yang tetanggaku beli dipasar lebih mahal dari yang aku dapatkan nanti maka aku akan membeli barang itu dan menjualnya lagi pada dia. Namun aku sadar kalu sang istri tidak begitu setuju dengan ideku itu, sehingga dia memberi tahu aku harganya dengan nada marah dan dengan bantahan, aku saat itu hanya sekedar minta untuk menanyakan harga barang, tidak lebih dari itu dan emosiku juga turut tersulut, hingga kata-kata kurang enak keluar dari mulutku, aku katakan "kamu itu ngomongnya kayak anak TK" lantas dia berkata sambil berjalan menuju kamar, " aku ga mau jualan!!!" aku cuek aja, dan bersiap-siap pergi, aku melihat dia menangis, dalam hati aku bingung kenapa dia bisa begitu cepat menangis hanya karena aku bilang anak TK...?? sudahlah pikirku, dia terlalu lebay...! dalam perjalanan, aku tidak lepas dari memikirkan dia, berfikir dimana letak kesalahanku, dalam hati aku membela diri dengan berkata "seharusnya dia mendukung semangat tingguku untuk keluarga, bukan melemahkanku" tapi sudahlah pikirku mungkin itu kelemahanya yang harus aku terima.
saat bertemu dengan calon mitra bisnisku, semua akhirnya  berjalan kurang bagus, aku selalu ragu untuk mengambil keputusan!! hingga akhirnya aku putuskan untuk pulang saja, dan pertemuan hari ini gagal total...! padahal janji temu itu sudah direncanakan jauh hari sebelumnya. hari ini berlalu cukup perlahan, suasana bosan dan badmood ada di sekelilingku, istrikupun merasakan hal yang sama, tidak pernah senyum sedikitpun padaku.
sore hari aku harus pulang kerumah orang tuaku untuk mengunjungi bayiku yang aku titipkan pada ibuku, disana istriku uring-uringan, dalam hati aku sangat kesal dengan tingkah lakunya, tapi aku tahan saja. dia sempat bilang, "Kamu itu cepet sekali marah..!" tapi karena kesalnya aku diamkan saja dia dan keluar kamar, tapi karena bingung dan masih penasaran akhirnya aku tanyakan padanya kenpa sikapnya begitu? aku kembali masuk kamar, awalnya aku kendalikan emosiku dulu, aku tau kalau dia itu capek dan badanya pegal-pegal, dan moment itu aku gunakan untuk memancing dia suapaya dia mau jujur padaku tentang masalahnya itu, aku bertanya padanya, kenapa kamu bad mood terus dari tadi?" dia jawab " kata-katamu tadi pagi itu sangat kasar, kamu sangat menyakitiku" aku bingung... kasar????? aku bertanya padanya lagi " apa kata-kataku yang kasar itu?? " " tadi pagi kamu bilang SETAN, itu sangat kasar diucapkan suami untuk istrinya" haah...??? aku kaget luar biasa...." kapan aku bilang seperti itu??, aku ga pernah....!! aku tadi hanya bilang kamu itu seperti anak TK!!! tidak ada lebihnya" dia masih mengelak, tapi dia pun ragu dengan pendengaranya... dimana letak persamaanya SETAN dan TK?? ternyata hanya dihuruf T itu saja tidak lebih... lantas dia tertawa, dan aku pun ikut tertawa,,,, dia masih ego tanpa meminta maaf, tapi sudahlah...aku tau dia merasa bersalah, yang penting semua sudah clear. kehangatan keluarga kembali hangat seperti sediakala.
hikmahnya adalah betapa pentingnya komunikasi yang baik antara sang istri dan suami, setiap ada maslah hendaknya dibicarakan dengan santai dan emosi yang terkontrol. begitu banyak faktor yang bisa menyebabkan miscommunication dalam hidup berumah tangga,  antara lain faktor stress, capek dan faktor lingkungan, intinya kita yang harus pegang kendali dengan permasalahn kita, harus ada salah satu yang mengalah demi kebaikan dan keutuhan rumah tangga, melihat anak-anak kita selalu riang, sehat dan manja adalah lebih dari segalanya, berkorban untuk mereka adalah ibadah yang luar biasa. bayangkan ketika kita ada disisi mereka, mencium kening mereka disaat mereka hendak tidur, kebahagiaan yang sungguh luar biasa bukan?? semoga sepenggal kisah diatas memberikan inspirasi baru buat anda, komunikasikan setiap permasalahan jangan dipendam-pendam.

0 komentar:

Posting Komentar